Selasa, 24 Mei 2011

Bikin SPPBE bisa untung 170 juta/bulan

Satu lagi alternatif investasi ditawarkan PT Pertamina (Persero). Setelah di era sebelumnya cukup gencar menawarkan alternatif investasi melalui pendirian SPBU, kini Pertamina memberi kesempatan pebisnis investasi melalui pendirian Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), yang bisnisnya adalah jasa pengisian gas LPG (filling station).

Seperti dijelaskan Wahyudin Akbar, Vice President Gas Domestik PT Pertamina, pengadaan program ini tak lepas dari konversi minyak tanah ke liquefied petroleum gas (LPG) dari pemerintah yang untuk itu butuh infrastruktur. “Konversi minyak tanah ke LPG yang awalnya ditargetkan butuh waktu lima tahun kemudian dipercepat menjadi hanya dua-tiga tahun sehingga pembangunan infrastrukturnya pun dipercepat. Salah satu caranya dengan pengadaan SPPBE,” Wahyudin menjelaskan. Pengadaan ini dilakukan agar pendistribusian LPG lebih efisien.

Bisnis SPPBE sebenarnya hanya pada jasa pengisian LPG karena gasnya sendiri milik Pertamina. Pada dasarnya, yang menjual LPG tetap Pertamina. Urutan jalur distribusi LPG-nya sendiri: dari kilang Pertamina gas dikirim ke depot menggunakan tangki, dan dari depot dikirim ke SPPBE menggunakan mobil tangki. “Di SPPBE atau bottling plant itulah LPG dibotolkan ke kemasan ukuran 3 kg, 12 kg dan 50 kg,” Wahyudin menguraikan.

Nah, untuk mendirikan SPPBE, Pertamina menawarkan kemitraan ke investor. Bagi-bagi keuntungan yang ditawarkan sebatas uang jasa pengisian LPG. Uang jasa pengisian itu besarnya Rp 300/kg untuk tabung gas ukuran 3 kg, sehingga untuk satu tabung uang jasa pengisian yang diterima investor Rp 900. Sejauh ini, berdasarkan studi kelayakan Pertamina, investor disarankan membuka SPPBE dengan kapasitas pengisian 30 ton/hari. Dengan asumsi ini, dalam 30 hari atau sebulan, sebuah SPPBE dapat mengisi LPG sebanyak 900 ton. Dan uang jasa pengisian yang diperoleh dapat mencapai Rp 270 juta/bulan. “Jika biaya-biaya seperti biaya listrik, biaya tenaga kerja dan sebagainya yang dikeluarkan setiap bulannya hanya sekitar Rp 100 juta, maka dia masih akan memperoleh keuntungan Rp 170 juta,” Wahyudin merinci.

Menurut Wahyudin, pada skala itulah investor dapat menikmati hasil investasi dalam membangun SPPBE. Dia menyayangkan, terkadang ada investor yang membangun SPPBE dengan kapasitas di atas 30 ton/hari. “Pertamina selalu merekomendasikan SPPBE dengan kapasitas 30 ton ini, sesuai dengan studi kelayakan kami. Yang jadi masalah, kalau ada investor yang menginginkan lebih dari itu, sehingga bisnis LPG ini akan menjadi bisnis yang oversupply,” paparnya.

Modal buat membangun stasiun berkapasitas 30 ton/hari itu berkisar Rp 3-6 miliar. Dengan modal sejumlah itu, pemilik bisa memperoleh revenue senilai Rp 270 juta/bulan. Pemilik tidak perlu modal LPG, karena LPG-nya milik Pertamina. Persyaratan membangun SPPBE menurut Wahyudin hanya izin prinsip dari pemda. Luas tanah yang diminta biasanya 75 x 68 meter. Tentu saja harus di daerah yang sedang dilakukan konversi dari minyak tanah ke gas.

Teuku Rizal Pahlevi termasuk entrepreneur yang juga investasi membangun SPPBE bekerja sama dengan Pertamina. Rizal memang banyak berbisnis di industri migas, tak heran dia juga memiliki SPBU serta mengageni LPG dan minyak tanah selain punya SPPBE. SPPBE miliknya (PT Agam Seulawah Jaya) berada di Desa Pringu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, sudah dia jalankan sejak 1,5 tahun lalu.

Investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan SPPBE mencapai Rp 18 miliar, termasuk tanahnya. Maklum, buat lahan saja Rizal mengeluarkan dana sekitar Rp 2 miliar. Dia mengakui investasinya tergolong mahal karena termasuk angkatan pertama yang membuka SPPBE. “Program SPPBE Pertamina tidak berhasil di tahun pertama, maka sekarang syarat pendirian lebih dilonggarkan. Dengan dana Rp 3-4 miliar saja, orang sudah bisa membuka,” ujar lelaki yang mempekerjakan 42 karyawan di SPPBE miliknya.

SPPBE memperoleh uang jasa pengisian LPG Rp 300/kg. Dengan demikian uang jasa pengisian setiap tabung Rp 900. Namun uang jasa pengisian ini dibatasi, SPPBE hanya dapat memperoleh uang jasa pengisian senilai Rp 900/tabung buat 250 ribu tabung sebulan atau sekitar 10 ribu tabung/hari. Di atas angka tersebut, uang jasa pengisian per tabung bagi SPPBE hanya Rp 840. Peraturan penurunan uang jasa pengisian ini menurut Rizal cukup merugikan pemilik stasiun seperti dirinya.

Berdasarkan hitungan bisnisnya, investasi di SPPBE ini baru dapat balik modal dalam 10 tahun, dengan asumsi pengisian per hari mencapai 16 ribu tabung. Sementara SPPBE Rizal sendiri dapat mengisi sekitar 15 ribu tabung sehari atau 45 ton LPG. “Dan itu pun keagenannya masih diatur Pertamina,” ujarnya dengan nada kecewa. Tak heran Rizal mengatakan, ke depan, dia tidak akan lagi membangun SPPBE. “Yang satu ini saja masih rugi. Kapok saya,” katanya.

Ya, bisa jadi tak semua investor SPBU bernasib murung seperti Rizal. Pertamina sendiri menargetkan minimum ada 250 SPPBE di seluruh Indonesia tahun 2009 ini, dengan kapasitas pengisian 30 metrik ton per hari. Saat ini yang sudah beroperasi 150 SPPBE. Pertamina juga memiliki beberapa SPPBE itu tetapi ditargetkan tak lebih dari 15 unit, selebihnya ditawarkan ke investor. Pertamina pun tengah membuat persetujuan kontrak dengan pihak swasta untuk membangun hampir 400 SPPBE. “Izinnya sudah kami keluarkan, tapi kami tidak yakin semua akan merealisasi. Kami hanya menargetkan, dari 400 itu kalau yang merealisasi 300-an, sudah cukup memenuhi kebutuhan,” kata Wahdyudin percaya diri. Anda tertarik?

Sumber : http://detiker.com/entrepreneurship/entrepreneurship/bikin-sppbe-bisa-untung-170-juta/bulan.html

2 komentar:

  1. Halo,
    Hal ini untuk memberitahukan kepada masyarakat umum bahwa Mr Gerard Sanchez, pemberi pinjaman pinjaman swasta memiliki membuka kesempatan keuangan untuk semua orang yang membutuhkan bantuan keuangan. Kami memberikan pinjaman dengan bunga 2% kepada individu, perusahaan dan perusahaan di bawah syarat dan kondisi yang jelas dan dimengerti. hubungi kami hari ini dengan e-mail di: (gerardsanchezloan@gmail.com)

    BalasHapus
  2. Nama saya Dewi Rumapea, saya dari Indonesia, tolong dengarkan, beberapa pemberi pinjaman di sini tidak bersedia untuk membantu Anda, semua yang mereka inginkan adalah untuk merobek Anda uang Anda sulit diperoleh. Suami saya dan saya, mencari pinjaman dari kreditur yang berbeda online tapi pada akhirnya, kami ditipu dan merobek uang kita tanpa mendapatkan pinjaman kami dari perusahaan-perusahaan pinjaman yang berbeda secara.
    Kami bahkan meminjam uang untuk membayar pemberi pinjaman ini online tapi pada akhirnya, kita punya apa-apa.
    Suami saya dan saya berada di utang, dan kami tidak punya satu untuk lari ke bantuan, bisnis keluarga kami hancur dan kami di mana tidak bisa mendapatkan uang untuk memenuhi biaya sehari-hari sampai kami diperkenalkan kepada Ibu Glory yang membantu kami dengan menawarkan kita jumlah pinjaman tanpa jaminan dari 500 juta tanpa agunan.
    Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana untuk mencapai Ibu. Glory atau mengikuti prosedur pinjamannya, hubungi saya melalui email saya: dewiputeri9@gmail.com
    Atau Anda dapat mengirim email ke Ibu Glory ke: gloryloanfirm@gmail.com

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LANGGANAN ARTIKEL

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Club Cooee

Ramalan Jodoh

Convert

KONVERT CURRENCY
Amount:
From:
To:
Currency conversion powered by coinmill.com.

adsbanner

Join 4Shared Now!