Emosi yang tak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri.
Selain menyebabkan energi Anda terkuras habis, Anda akan dicap tidak kuat mental dan tidak dewasa. Makanya, jika Anda digelayuti berbagai masalah,
cobalah jangan hanyut dalam emosi, kendalikan diri.
Lebih baik Anda coba tenangkan diri dengan menarik nafas
dalam-dalam. Dan berpikirlah lebih rileks! Emang nggak mudah sih, tapi kalau
pandai mengelola dan mengendalikan emosi, Anda akan merasakan manfaatnya loh,
apa aja sih..?
Orang-orang yang terlatih mengendalikan emosi umumnya tidak pernah panik dalam menghadapi situasi apapun. Hal ini tentu cukup mempengaruhi kualitas kerja Anda.
Orang-orang yang mampu mengendalikan emosi, umumnya bisa menjaga kualitas kerjanya dengan baik pula. Sebaliknya, jika Anda bekerja dalam keadaan emosi yang tidak stabil, membuka peluang besar untuk melakukan kesalahan fatal.
Emosi yang terkendali dengan baik, dapat meningkatkan rasa pede Anda.
Dengan emosi yang terjaga, Anda lebih mudah melakukan tugas apapun dengan lebih
baik. Dengan demikian Anda yakin apapun yang akan Anda hadapi dapat Anda
selesaikan semaksimal mungkin.
Hal ini secara otomatis akan menambah rasa percaya diri Anda. Dan tentu saja
hal ini sangat diperlukan dalam dunia kerja bukan?
Perlu Anda ketahui, emosi yang berlebihan akan menguras nyaris seluruh energi
Anda, lebih dari kegiatan fisik yang Anda lakukan. Karena emosi umumnya membuat
pikiran Anda meledak-ledak dan tanpa disadari membuat gerakan Anda sulit
terkendali.
Nah emosi yang terkendali lebih menghemat energi Anda. Sehingga Anda tidak
mudah lelah dan selalu siap dengan aktivitas sehari-hari.
Hal yang sangat menguntungkan, jika Anda pandai mengelola dan mengendalikan
emosi, Anda akan lebih sehat baik fisik maupun mental.
Coba aja lihat, orang-orang yang sering dilanda emosi banyak dihinggapi penyakit. Selain penyakit mental seperti stres dan depresi, mereka juga dijangkiti penyakit fisik yang cukup berat seperti hipertensi, alergi, maag, migrain, dll. Nah kalau Anda terlatih mengendalikan emosi, stres dan segala macam penyakit ini akan menjauh dari kehidupan Anda. Pikiran dan fisik Anda pun lebih sehat. Lagipula kesehatan sangat penting untuk membangun karir bukan?
Dengan segala keuntungan mengendalikan emosi, otomatis akan melancarkan segala
aktivitas anda. Baik aktivitas pribadi maupun karir.
So, mulai sekarang coba deh belajar mengendalikan emosi..!
Salah satu sifat yang melekat pada setiap manusia adalah marah. Sifat marah adalah luapan kekecewaan, kekesalan dan kebencian yang kemudian ditumpahkan dengan perasaan, ekspresi wajah, gerak tubuh, kata-kata dan tindakan. Terjadinya sifat marah dapat diakibatkan sakit hati, kekesalan dan rasa kecewa. Contohnya seseorang yang dihina oleh orang lain, maka bisa muncul sifat marah pada orang yang dihina tersebut.
Setiap manusia diperbolehkan marah, selama kemarahan itu wajar dan terkendali. Bukan kemarahan yang berlebihan, tanpa kendali dan tidak proporsional. Betapa banyak manusia tidak mampu mengendalikan marah. Contohnya seorang Ibu yang memerintahkan anaknya untuk belajar, tapi karena anaknya tidak mau mengikuti perintah ibunya tersebut, maka Sang Ibu memarahi anaknya sambil merobek buku pelajaran Sang Anak. Atau kasus seorang suami yang meminta istrinya memasak makanan kesukaan Sang Suami, tapi karena istrinya tidak melakukannya, maka Sang Suami menampar dan menendang Sang Istri, sambil membanting perlengkapan masak.
Pada kasus lain terjadi seorang istri bertengkar dengan suaminya karena cemburu, dalam pertengkaran tersebut sampai terjadi suami melemparkan piring ke arah istrinya, sementara istri melemparkan gelas ke arah suaminya. Bahkan pintu kamar istrinya juga ditendang sampai jebol oleh suaminya.
Atau dalam peristiwa lain, gara-gara ada pertunjukan musik dangdut di sebuah pernikahan, saat berjoget, seorang pengunjung menyenggol pemuda lainnya. Akhirnya terjadi perkelahian massal yang mengakibatkan 5 orang luka parah dengan darah mengucur di sekujur tubuh dan 10 orang luka ringan.
Bahkan dalam peristiwa lain terjadi, gara gara ada seorang pemuda naksir pada seorang pemudi di sebuah kampung. Kemudian pada saat pemuda itu apel ke rumah pemudi, ditegur oleh sekelompok pemuda di kampung tersebut. Akhirnya terjadi perkelahian, dan sang pemuda yang apel itu pulang ke kampungnya memberitahukan kepada pemuda lainnya. Akhirnya terjadilah tawuran massal antar kampung yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, 17 orang luka-luka dan 10 bangunan rumah dan 2 buah sepeda motor terbakar hangus.
Masih banyak kasus-kasus lain yang terjadi dan akibatnya lebih besar daripada kasus-kasus di atas. Kalau kita telaah kasus-kasus di atas, maka kita melihat bahwa sifat marah yang disebabkan oleh sesuatu yang sebenarnya sederhana, telah ditumpahkan dalam bentuk kemarahan yang berlebihan dan tidak proporsional.
Bentuk berlebih-lebihan dalam kasus di atas misalnya adalah hanya karena anak tidak mau diperintahkan belajar, buku pelajaran anak dirobek-robek. Padahal apa kesalahan buku terhadap orang tua yang marah itu ? Atau kenapa istri yang dimarahi oleh suami, tetapi perlengkapan masak dibanting ? Atau kenapa hanya karena cemburu pada suami, piring dan gelas harus dilemparkan dan pecah ? Kesalahan apa yang telah dibuat oleh perlengkapan masak, piring dan gelas ? Atau kenapa pintu harus ditendang sampai rusak ? Apa salah pintu pada Sang Suami ? Kenapa hanya karena tersenggol orang lain, 15 orang harus terluka ? Atau hanya karena ditegur karena apel, mengapa sejumlah orang harus meninggal dan luka-luka ? Mengapa harus sekian rumah dan motor yang harus terbakar ? Itulah fakta-fakta kemarahan yang tidak terkendali.
Kemarahan yang tidak terkendali hanya menimbulkan penderitaan, rasa kebencian, dendam, jatuhnya sasaran kemarahan yang serampangan dan korban yang jauh lebih besar daripada penyebab kemarahannya.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang bertakwa. (Yaitu) orang yang berinfak baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-Imran : 134)
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Bukanlah orang kuat itu yang kuat dalam berkelahi, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalika hawa nafsunya ketika marah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda :
“Barangsiapa menahan amarahnya, maka Allah akan menahan siksa-Nya…” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Imam al-Ghazali menyebutkan tingkatan manusia dikaitkan dengan kemarahannya, dapat dikelompokkan kepada tiga jenis, yaitu :
1. Tafrith, yaitu orang yang tidak memiliki kemarahan sama sekali atau hilang marahnya. Dia serba tak acuh terhadap segala yang terjadi di sekelilingnya. Bahkan terhadap segala penghinaan, penyelewengan agama sekalipun dia tidak memiliki sifat marah sama sekali.
2. Ifrath. Yaitu orang yang berlebih-lebihan dalam kemarahannya. Orang ini hanya disebabkan oleh satu kesalahan sedikit atau kekecewaan sedikit saja yang disebabkan orang lain, maka dia akan marah tanpa kendali. Kata-katanya kotor, gayanya menyeramkan, tindakannya kasar dan kejam, segala sesuatu akan menjadi sasaran kemarahannya.
3. I’tidal, yaitu orang yang mampu mengendalikan amarah, ketika muncul. Orang ini kalau marah mudah memaafkan. Dan penyebab kemarahannya juga adalah sesuatu yang sudah keterlaluan, termasuk penghinaan agama dan perendahan derajat manusia secara berlebihan.
Imam Al-Ghazali menyebut bahwa orang kelompok ketigalah yang terbaik.
Rasulullah SAW memberiken kiat kepada kita untuk mengendalikan amarah :
Kalau kita sedang berdiri lalu marah, cobalah duduk untuk mengurangi marah.
Kalau kita sudah duduk masih marah juga, cobalah berbaring.
Kalau sudah berbaring, masih marah juga, maka cobalah berwudhu.
Kalau setelah berwudhu masih marah juga, maka kita dianjurkan untuk sholat sunnat mutlak, yang disertai doa agar Allah menurunkan amarah.
Semoga Allah, menjadikan kita manusia yang pandai mengendalikan amarah. Amiin..!
VIVAnews - Apa sebenarnya yang menjadi penyebab gagalnya sebuah pernikahan? Menurut sebuah penelitian, pasangan yang bercerai,
awalnya hanya dipicu oleh pertengkaran kecil.
Menurut sebuah survey yang dilakukan di Amerika, hampir 90 persen pasangan di era tahun 2000-an ini mengalami kegagalan di pernikahan pertamanya.
Penyebabnya, banyak dipicu oleh hal-hal kecil yang akhirnya menjadi pertengkaran hebat pada pasangan suami istri tersebut.
Tragisnya, perceraian jaman sekarang sudah layaknya seperti trend fashion, yang bisa mewabah dari satu pasangan ke pasangan lainnya.
Survey tersebut juga menemukan, bahwa seorang anak yang orangtuanya bercerai, memiliki potensi besar untuk bercerai pula, ketika nanti ia menikah.
Apa sebenarnya yang menjadi duduk persoalan? Kebanyakan pasangan bercerai mengaku, masalah finansial menjadi alasan nomor dua berakhirnya hubungan pernikahan. Sedangkan alasan pertamanya adalah, perselingkuhan.
Ada sebuah prinsip yang mengatakan," jangan pernah membawa masalah dan emosi sampai ke tempat tidur." Hal ini terbukti benar, menurut Shae Graham Kosch, PhD, seorang pengajar kepribadian di Florida, University, pasangan yang bercerai biasanya membiarkan masalah mengendap hingga terbawa tidur. Padahal solusi terbaiknya adalah, selalu berpikir positif dan mendengarkan serta mendiskusikan permasalahan dengan pasangan tanpa ada kritikan atau saling menyalahkan.
Ada beberapa tips arahan Carolyn Gerard, seorang terapis pernikahan dan keluarga yang bisa Anda ikuti:
- Prioritaskan waktu bersama pasangan. Jika ada masalah, duduk bersama lalu diskusikan akar permasalahannya sebelum makin membesar.
- Hati-hati dalam mengawali pembicaraan. Sebelum melempar topik sensitif, ingatkan diri untuk selalu menjaga perasaan pasangan Anda, agar tidak terjadi konfrontasi.
- Beri perhatian pada pasangan dengan cara yang layak.
- Keluar dari bahasan argumentasi, jika mulai mengarah pada pertengkaran. Hal ini demi mencegah sikap pasangan menjadi kelewat batas.
- Ingat aturan "Five to One" yang berarti Anda dianjurkan untuk membuat 'kalimat positif' atau 'kalimat cinta', sebanyak 5 kali sehari untuk pasangan dan hubungan Anda.
Buku karangan Keith Harrell ini merupakan sebuah buku yang sangat bagus untuk di reverensikan guna mengembangkan diri ke
arah yang lebih baik lagi.
Buku ini mengulas tentang bagimana mengelola dan mengendaliksan kualitas hidup seseorang dengan kekuatan sikap positif yang dimiliki.
Suatu sikap merupakan dasar dan pendukung segala sesuatu yang akan kita lakukan.sebagai tujuan pencapain dalam kehidupan pribadi seseorang dan profesi yang di punyainya.
Dan aset yang paling berharga yang dapat dimiliki seseorang / setiap insan manusia adalah sikap positif terhadap hidup. Orang lain akan memperhatikan sikap hidup kita, itu akan menjadi salah satu yang pertama yang akan di perhatikan orang lain terhadap kita.
Banyak peneliti mempercayai, bahwa sikap positif bukan tercipta dari faktor genetic maupun faktor keturunan. Tetapi merupakan sebuah ciri atau sikap yang akan selalu di perlajari seseorang dengan pelatihan yang tepat dalam perjalan hidup yang di jalaninya.
Jika anda ingin mencapai keberhasilan dan akan merubah hidup anda, anda harus mengasah dan mengelolanya dengan baik
Berikut ini bisa kita lihat langkah atau panduan untuk mewujudkan sikap dan tindakan kita ke arah yang lebih positif lagi :
1.Pahami kekuatan sikap
Sikap merupakan alat yang ampuh untuk suatu tindakan positif yang kita lakukan.
Sikap adalah milik seseorang yang sangat tak ternilai, karena kita tidak harus persusah payah mencari penjualnya dan harus membelinya dengan harga yang sangat mahal. Tetapi kita hanya perlu mengembangkannya dan mengelola sikap hidup kita ke arah yang lebih baik. Dari sini akan kita peroleh arti apa itu sikap.
Dan sikap anda mencerminkan siapa diri anda yang sesungguhnya.
Tetaplah bersikap positif bahkan dalam masa masa yang paling sulit sekalipun.
2.Bertanggung jawab atas hidup anda
Apa yang ada di pikiran anda akan mempengaruhi pilihan anda untuk membawa kemana hidup anda akan anda bawa kemudian
3.Dengan kesadaran diri kenali sikap sikap yang menghalangi
Kenalilah sedini mungkin sikap anda yang menghalangi kemajuan anda. Dengan begitu anda akan mengetahui sikap yang buruk anda, dan dari sini anda akan mengetahui penyebab yang mendasari sikap buruk anda, dengan begitu juga anda akan menemukan bagaimana cara agar dapat merubahnya
4.Mengubah kerangka sikap buruk
Berusahalah untuk dapat merubah sikap pemarah anda dan menjadi sikap pemaaf, terlebih lagi tanamkanlah sikap pemaaf untuk diri anda sendiri. Dengan begitu anda akan bisa memaafkan orang lain
5.Menemukan tujuan dan keinginan anda
Lihat kedepan dan analisa kemana arah tujuan hidup yang akan anda jalani
6.Pro aktif
Siapkan diri untuk menghadapi keadaan penuh tantangan yang cenderung membawa sikap negatif yang dapat menghalangi semua rencana anda
7.Temukan cara memotivasi diri sendiri
Motivasi diri anda kemanapun arah hidup anda sebagai peralatan sikap anda
8.Bangun hubungan yang mendukung
Jalin hubungan baik dengan sesorang atau orang lain. Dan carilah dukungan orang lain sebaik mungkin untuk membantu menghindari sikap negatif dan membantu anda untuk membangun sikap positif
9.Pandang perubahan sebagai sebuah kesempatan
Perubahan merupakan salah satu tantangan terbesar terhadap sikap positif,
hadapi dan jangan pernah menyerah ketika mengalami suatu perubahan kecil maupun perubahan besar dalam hidup anda.
10.Ciptakan warisan abadi
Tanamkanlah buah positif yaitu benih pengharapan, dukungan dan cinta.
Dari sini anda dapat melakukan sesuatu yang sangat berarti baik untuk keluarga, sahabat, maupun masyarakat luas.
Ciptakan dalam diri anda suatu komitmen yang cukup untuk mengelola sikap anda.dan temukanlah kekuatan sikap anda dalam perjalan hidup anda ke arah yang lebih baik legi.
Ada 9 hal kiat menghadapi kecemasan:
1. Membakar Adrenalin yaitu dengan lari-lari ditempat,berjalan cepat atau menari, atau menggerakkan badan sesuai dengan kondisi saat merasa kecemasan.
2. Memperlambat pernafasan: mengambil nafas dalam-dalam, ditahan sampai hitungan keempat, lalu keluarkan udara secara perlahan. diawali dengan mengambil nafas secara perlahan 8-12 kali per menit.
3. Mengalihkan perhatian: kondisi fisik yang cemas berusaha untuk dilupakan. pikiran dapat digunakan untuk mendiskusikan hal lain dengan teman atau siapa saja yang bisa diajak bicara. membasuh muka dengan handuk, atau lebih dengan berwudhu.
4 Menatap ke depan:
5. Menurunkan pundak: Saat kita tegang, pundak biasanya terangkat ke atas dan tegang.
6. Memperlambat cara berpikir: Rasacemas selalu hinggap dengan cepat dan terpancar. dengan memperlambat cara berpikir dan menjadikan semuanya logis, dapat mengurangi kecemasan.
7. Mengubah suara: hal ini mempunyai dorongan yang kuat untuk mempunyai perasaan yang stabil.
8. Mengubah ekspresi wajah: denagn mengendurkan kerutan kening dan mencoba untuk tersenyum sedikit
9. Memperbanyak ibadh: dengan menyerahkan segala hal yang dihadapi sekaligus memohon petunjuk cara penyelesaian masalah pada yang diatas.
Selengkapnya...
Orang-orang yang mampu mengendalikan emosi, umumnya bisa menjaga kualitas kerjanya dengan baik pula. Sebaliknya, jika Anda bekerja dalam keadaan emosi yang tidak stabil, membuka peluang besar untuk melakukan kesalahan fatal.
Emosi yang terkendali dengan baik, dapat meningkatkan rasa pede Anda.
Dengan emosi yang terjaga, Anda lebih mudah melakukan tugas apapun dengan lebih
baik. Dengan demikian Anda yakin apapun yang akan Anda hadapi dapat Anda
selesaikan semaksimal mungkin.
Hal ini secara otomatis akan menambah rasa percaya diri Anda. Dan tentu saja
hal ini sangat diperlukan dalam dunia kerja bukan?
Perlu Anda ketahui, emosi yang berlebihan akan menguras nyaris seluruh energi
Anda, lebih dari kegiatan fisik yang Anda lakukan. Karena emosi umumnya membuat
pikiran Anda meledak-ledak dan tanpa disadari membuat gerakan Anda sulit
terkendali.
Nah emosi yang terkendali lebih menghemat energi Anda. Sehingga Anda tidak
mudah lelah dan selalu siap dengan aktivitas sehari-hari.
Hal yang sangat menguntungkan, jika Anda pandai mengelola dan mengendalikan
emosi, Anda akan lebih sehat baik fisik maupun mental.
Coba aja lihat, orang-orang yang sering dilanda emosi banyak dihinggapi penyakit. Selain penyakit mental seperti stres dan depresi, mereka juga dijangkiti penyakit fisik yang cukup berat seperti hipertensi, alergi, maag, migrain, dll. Nah kalau Anda terlatih mengendalikan emosi, stres dan segala macam penyakit ini akan menjauh dari kehidupan Anda. Pikiran dan fisik Anda pun lebih sehat. Lagipula kesehatan sangat penting untuk membangun karir bukan?
Dengan segala keuntungan mengendalikan emosi, otomatis akan melancarkan segala
aktivitas anda. Baik aktivitas pribadi maupun karir.
So, mulai sekarang coba deh belajar mengendalikan emosi..!
Salah satu sifat yang melekat pada setiap manusia adalah marah. Sifat marah adalah luapan kekecewaan, kekesalan dan kebencian yang kemudian ditumpahkan dengan perasaan, ekspresi wajah, gerak tubuh, kata-kata dan tindakan. Terjadinya sifat marah dapat diakibatkan sakit hati, kekesalan dan rasa kecewa. Contohnya seseorang yang dihina oleh orang lain, maka bisa muncul sifat marah pada orang yang dihina tersebut.
Setiap manusia diperbolehkan marah, selama kemarahan itu wajar dan terkendali. Bukan kemarahan yang berlebihan, tanpa kendali dan tidak proporsional. Betapa banyak manusia tidak mampu mengendalikan marah. Contohnya seorang Ibu yang memerintahkan anaknya untuk belajar, tapi karena anaknya tidak mau mengikuti perintah ibunya tersebut, maka Sang Ibu memarahi anaknya sambil merobek buku pelajaran Sang Anak. Atau kasus seorang suami yang meminta istrinya memasak makanan kesukaan Sang Suami, tapi karena istrinya tidak melakukannya, maka Sang Suami menampar dan menendang Sang Istri, sambil membanting perlengkapan masak.
Pada kasus lain terjadi seorang istri bertengkar dengan suaminya karena cemburu, dalam pertengkaran tersebut sampai terjadi suami melemparkan piring ke arah istrinya, sementara istri melemparkan gelas ke arah suaminya. Bahkan pintu kamar istrinya juga ditendang sampai jebol oleh suaminya.
Atau dalam peristiwa lain, gara-gara ada pertunjukan musik dangdut di sebuah pernikahan, saat berjoget, seorang pengunjung menyenggol pemuda lainnya. Akhirnya terjadi perkelahian massal yang mengakibatkan 5 orang luka parah dengan darah mengucur di sekujur tubuh dan 10 orang luka ringan.
Bahkan dalam peristiwa lain terjadi, gara gara ada seorang pemuda naksir pada seorang pemudi di sebuah kampung. Kemudian pada saat pemuda itu apel ke rumah pemudi, ditegur oleh sekelompok pemuda di kampung tersebut. Akhirnya terjadi perkelahian, dan sang pemuda yang apel itu pulang ke kampungnya memberitahukan kepada pemuda lainnya. Akhirnya terjadilah tawuran massal antar kampung yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, 17 orang luka-luka dan 10 bangunan rumah dan 2 buah sepeda motor terbakar hangus.
Masih banyak kasus-kasus lain yang terjadi dan akibatnya lebih besar daripada kasus-kasus di atas. Kalau kita telaah kasus-kasus di atas, maka kita melihat bahwa sifat marah yang disebabkan oleh sesuatu yang sebenarnya sederhana, telah ditumpahkan dalam bentuk kemarahan yang berlebihan dan tidak proporsional.
Bentuk berlebih-lebihan dalam kasus di atas misalnya adalah hanya karena anak tidak mau diperintahkan belajar, buku pelajaran anak dirobek-robek. Padahal apa kesalahan buku terhadap orang tua yang marah itu ? Atau kenapa istri yang dimarahi oleh suami, tetapi perlengkapan masak dibanting ? Atau kenapa hanya karena cemburu pada suami, piring dan gelas harus dilemparkan dan pecah ? Kesalahan apa yang telah dibuat oleh perlengkapan masak, piring dan gelas ? Atau kenapa pintu harus ditendang sampai rusak ? Apa salah pintu pada Sang Suami ? Kenapa hanya karena tersenggol orang lain, 15 orang harus terluka ? Atau hanya karena ditegur karena apel, mengapa sejumlah orang harus meninggal dan luka-luka ? Mengapa harus sekian rumah dan motor yang harus terbakar ? Itulah fakta-fakta kemarahan yang tidak terkendali.
Kemarahan yang tidak terkendali hanya menimbulkan penderitaan, rasa kebencian, dendam, jatuhnya sasaran kemarahan yang serampangan dan korban yang jauh lebih besar daripada penyebab kemarahannya.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang bertakwa. (Yaitu) orang yang berinfak baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-Imran : 134)
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Bukanlah orang kuat itu yang kuat dalam berkelahi, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalika hawa nafsunya ketika marah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda :
“Barangsiapa menahan amarahnya, maka Allah akan menahan siksa-Nya…” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Imam al-Ghazali menyebutkan tingkatan manusia dikaitkan dengan kemarahannya, dapat dikelompokkan kepada tiga jenis, yaitu :
1. Tafrith, yaitu orang yang tidak memiliki kemarahan sama sekali atau hilang marahnya. Dia serba tak acuh terhadap segala yang terjadi di sekelilingnya. Bahkan terhadap segala penghinaan, penyelewengan agama sekalipun dia tidak memiliki sifat marah sama sekali.
2. Ifrath. Yaitu orang yang berlebih-lebihan dalam kemarahannya. Orang ini hanya disebabkan oleh satu kesalahan sedikit atau kekecewaan sedikit saja yang disebabkan orang lain, maka dia akan marah tanpa kendali. Kata-katanya kotor, gayanya menyeramkan, tindakannya kasar dan kejam, segala sesuatu akan menjadi sasaran kemarahannya.
3. I’tidal, yaitu orang yang mampu mengendalikan amarah, ketika muncul. Orang ini kalau marah mudah memaafkan. Dan penyebab kemarahannya juga adalah sesuatu yang sudah keterlaluan, termasuk penghinaan agama dan perendahan derajat manusia secara berlebihan.
Imam Al-Ghazali menyebut bahwa orang kelompok ketigalah yang terbaik.
Rasulullah SAW memberiken kiat kepada kita untuk mengendalikan amarah :
Kalau kita sedang berdiri lalu marah, cobalah duduk untuk mengurangi marah.
Kalau kita sudah duduk masih marah juga, cobalah berbaring.
Kalau sudah berbaring, masih marah juga, maka cobalah berwudhu.
Kalau setelah berwudhu masih marah juga, maka kita dianjurkan untuk sholat sunnat mutlak, yang disertai doa agar Allah menurunkan amarah.
Semoga Allah, menjadikan kita manusia yang pandai mengendalikan amarah. Amiin..!
VIVAnews - Apa sebenarnya yang menjadi penyebab gagalnya sebuah pernikahan? Menurut sebuah penelitian, pasangan yang bercerai,
awalnya hanya dipicu oleh pertengkaran kecil.
Menurut sebuah survey yang dilakukan di Amerika, hampir 90 persen pasangan di era tahun 2000-an ini mengalami kegagalan di pernikahan pertamanya.
Penyebabnya, banyak dipicu oleh hal-hal kecil yang akhirnya menjadi pertengkaran hebat pada pasangan suami istri tersebut.
Tragisnya, perceraian jaman sekarang sudah layaknya seperti trend fashion, yang bisa mewabah dari satu pasangan ke pasangan lainnya.
Survey tersebut juga menemukan, bahwa seorang anak yang orangtuanya bercerai, memiliki potensi besar untuk bercerai pula, ketika nanti ia menikah.
Apa sebenarnya yang menjadi duduk persoalan? Kebanyakan pasangan bercerai mengaku, masalah finansial menjadi alasan nomor dua berakhirnya hubungan pernikahan. Sedangkan alasan pertamanya adalah, perselingkuhan.
Ada sebuah prinsip yang mengatakan," jangan pernah membawa masalah dan emosi sampai ke tempat tidur." Hal ini terbukti benar, menurut Shae Graham Kosch, PhD, seorang pengajar kepribadian di Florida, University, pasangan yang bercerai biasanya membiarkan masalah mengendap hingga terbawa tidur. Padahal solusi terbaiknya adalah, selalu berpikir positif dan mendengarkan serta mendiskusikan permasalahan dengan pasangan tanpa ada kritikan atau saling menyalahkan.
Ada beberapa tips arahan Carolyn Gerard, seorang terapis pernikahan dan keluarga yang bisa Anda ikuti:
- Prioritaskan waktu bersama pasangan. Jika ada masalah, duduk bersama lalu diskusikan akar permasalahannya sebelum makin membesar.
- Hati-hati dalam mengawali pembicaraan. Sebelum melempar topik sensitif, ingatkan diri untuk selalu menjaga perasaan pasangan Anda, agar tidak terjadi konfrontasi.
- Beri perhatian pada pasangan dengan cara yang layak.
- Keluar dari bahasan argumentasi, jika mulai mengarah pada pertengkaran. Hal ini demi mencegah sikap pasangan menjadi kelewat batas.
- Ingat aturan "Five to One" yang berarti Anda dianjurkan untuk membuat 'kalimat positif' atau 'kalimat cinta', sebanyak 5 kali sehari untuk pasangan dan hubungan Anda.
Buku karangan Keith Harrell ini merupakan sebuah buku yang sangat bagus untuk di reverensikan guna mengembangkan diri ke
arah yang lebih baik lagi.
Buku ini mengulas tentang bagimana mengelola dan mengendaliksan kualitas hidup seseorang dengan kekuatan sikap positif yang dimiliki.
Suatu sikap merupakan dasar dan pendukung segala sesuatu yang akan kita lakukan.sebagai tujuan pencapain dalam kehidupan pribadi seseorang dan profesi yang di punyainya.
Dan aset yang paling berharga yang dapat dimiliki seseorang / setiap insan manusia adalah sikap positif terhadap hidup. Orang lain akan memperhatikan sikap hidup kita, itu akan menjadi salah satu yang pertama yang akan di perhatikan orang lain terhadap kita.
Banyak peneliti mempercayai, bahwa sikap positif bukan tercipta dari faktor genetic maupun faktor keturunan. Tetapi merupakan sebuah ciri atau sikap yang akan selalu di perlajari seseorang dengan pelatihan yang tepat dalam perjalan hidup yang di jalaninya.
Jika anda ingin mencapai keberhasilan dan akan merubah hidup anda, anda harus mengasah dan mengelolanya dengan baik
Berikut ini bisa kita lihat langkah atau panduan untuk mewujudkan sikap dan tindakan kita ke arah yang lebih positif lagi :
1.Pahami kekuatan sikap
Sikap merupakan alat yang ampuh untuk suatu tindakan positif yang kita lakukan.
Sikap adalah milik seseorang yang sangat tak ternilai, karena kita tidak harus persusah payah mencari penjualnya dan harus membelinya dengan harga yang sangat mahal. Tetapi kita hanya perlu mengembangkannya dan mengelola sikap hidup kita ke arah yang lebih baik. Dari sini akan kita peroleh arti apa itu sikap.
Dan sikap anda mencerminkan siapa diri anda yang sesungguhnya.
Tetaplah bersikap positif bahkan dalam masa masa yang paling sulit sekalipun.
2.Bertanggung jawab atas hidup anda
Apa yang ada di pikiran anda akan mempengaruhi pilihan anda untuk membawa kemana hidup anda akan anda bawa kemudian
3.Dengan kesadaran diri kenali sikap sikap yang menghalangi
Kenalilah sedini mungkin sikap anda yang menghalangi kemajuan anda. Dengan begitu anda akan mengetahui sikap yang buruk anda, dan dari sini anda akan mengetahui penyebab yang mendasari sikap buruk anda, dengan begitu juga anda akan menemukan bagaimana cara agar dapat merubahnya
4.Mengubah kerangka sikap buruk
Berusahalah untuk dapat merubah sikap pemarah anda dan menjadi sikap pemaaf, terlebih lagi tanamkanlah sikap pemaaf untuk diri anda sendiri. Dengan begitu anda akan bisa memaafkan orang lain
5.Menemukan tujuan dan keinginan anda
Lihat kedepan dan analisa kemana arah tujuan hidup yang akan anda jalani
6.Pro aktif
Siapkan diri untuk menghadapi keadaan penuh tantangan yang cenderung membawa sikap negatif yang dapat menghalangi semua rencana anda
7.Temukan cara memotivasi diri sendiri
Motivasi diri anda kemanapun arah hidup anda sebagai peralatan sikap anda
8.Bangun hubungan yang mendukung
Jalin hubungan baik dengan sesorang atau orang lain. Dan carilah dukungan orang lain sebaik mungkin untuk membantu menghindari sikap negatif dan membantu anda untuk membangun sikap positif
9.Pandang perubahan sebagai sebuah kesempatan
Perubahan merupakan salah satu tantangan terbesar terhadap sikap positif,
hadapi dan jangan pernah menyerah ketika mengalami suatu perubahan kecil maupun perubahan besar dalam hidup anda.
10.Ciptakan warisan abadi
Tanamkanlah buah positif yaitu benih pengharapan, dukungan dan cinta.
Dari sini anda dapat melakukan sesuatu yang sangat berarti baik untuk keluarga, sahabat, maupun masyarakat luas.
Ciptakan dalam diri anda suatu komitmen yang cukup untuk mengelola sikap anda.dan temukanlah kekuatan sikap anda dalam perjalan hidup anda ke arah yang lebih baik legi.
Ada 9 hal kiat menghadapi kecemasan:
1. Membakar Adrenalin yaitu dengan lari-lari ditempat,berjalan cepat atau menari, atau menggerakkan badan sesuai dengan kondisi saat merasa kecemasan.
2. Memperlambat pernafasan: mengambil nafas dalam-dalam, ditahan sampai hitungan keempat, lalu keluarkan udara secara perlahan. diawali dengan mengambil nafas secara perlahan 8-12 kali per menit.
3. Mengalihkan perhatian: kondisi fisik yang cemas berusaha untuk dilupakan. pikiran dapat digunakan untuk mendiskusikan hal lain dengan teman atau siapa saja yang bisa diajak bicara. membasuh muka dengan handuk, atau lebih dengan berwudhu.
4 Menatap ke depan:
5. Menurunkan pundak: Saat kita tegang, pundak biasanya terangkat ke atas dan tegang.
6. Memperlambat cara berpikir: Rasacemas selalu hinggap dengan cepat dan terpancar. dengan memperlambat cara berpikir dan menjadikan semuanya logis, dapat mengurangi kecemasan.
7. Mengubah suara: hal ini mempunyai dorongan yang kuat untuk mempunyai perasaan yang stabil.
8. Mengubah ekspresi wajah: denagn mengendurkan kerutan kening dan mencoba untuk tersenyum sedikit
9. Memperbanyak ibadh: dengan menyerahkan segala hal yang dihadapi sekaligus memohon petunjuk cara penyelesaian masalah pada yang diatas.